
Daftar Isi:

Keposiasi.com – Sering menggunakan media sosial, tentu sudah akrab dengan kata ‘influencer’. Namun masih banyak juga yang bertanya apa itu influencer, apa pengertian influencer, dan bagaimana cara menjadi influencer. Yang sedang memulai mencari tambahan penghasilan, juga yang mencari tahu tips menjadi influencer yang berhasil dan sukses. Sekarang, kita bahas tuntas ya di artikel ini.
Apa itu Influencer?
Influencer adalah seseorang yang memiliki kekuatan memberikan pengaruh ke orang lain, dalam mengambil keputusan untuk membeli sesuatu. Power pengaruhnya, biasanya karena orang tersebut memiliki pengetahuan, otoritas, dan hubungan kuat dengan audiens-nya.
Atau juga seseorang yang memiliki follower pada bidang tertentu. Dan mereka saling berinteraksi secara aktif.
Influencer, yang perlu dicatat, itu bukan sekadar menjadi alat pemasaran saja. Influencer menjadi aset dalam ‘hubungan sosial’, dimana brand/merk bisa mendapatkan tujuan marketing mereka.
Baca juga:
* Cantiknya Meadow Walker, Anak Perempuan Mendiang Paul Walker
Influencer di Media Sosial
Istilah influencer mulai sering terdengar saat media sosial (medsos) memunculkan individu-individu yang eksistensinya terasa sangat kuat di online. Selain memiliki jumlah follower yang banyak, mereka biasanya sangat kreatif dalam berinteraksi dan memberikan informasi kepada para follower-nya.
Influencer di media sosial membangun reputasi dalam pengetahuan dan keahlian mereka dalam topik tertentu. Mereka mengunggah/posting secara rutin topik-topik tertentu di kanal medsos mereka.
Saat ini, banyak brand yang lebih memilih menggunakan influencer media sosial dalam memasarkan produk. Karena Influencer bisa menciptakan tren dan mendorong pengikutnya untuk membeli produk yang mereka promosikan.
Apalagi biaya untuk influencer termasuk rendah bagi banyak brand. Produk-produk dikirimkan brand kepada influencer. Kemudian influencer akan menceritakan pengalaman mereka dalam menggunakan produk tersebut. Sesimpel itu.
Biaya yang dikeluarkan perusahaan akan lebih sedikit, namun dapat mengekspos produk mereka ke dalam kelompok pembeli potensial dari influencer tersebut.
Apalagi, saat ini semakin banyak pengguna internet, dan semakin banyak yang melakukan pembelian secara online. Hal ini mendorong beberapa perusahaan untuk berinvestasi lebih banyak iklan di internet, dan khususnya di media sosial.
Jenis-jenis Influencer

Sekarang kita masuk ke macam-macam influencer yuk.
Macam-macam influencer bisa berasal dari kategori berikut ini:
- Selebriti
- Pakar dan Pemikir
- Blogger dan pembuat konten
- Micro Influencers
Influencer yang banyak bermunculan saat ini adalah Micro Influencer dan Blogging. Keduanya banyak sekali ada di instagram dan twitter. Pakar industri dan pemikir seperti jurnalis, juga bisa kita golongkan sebagai influencer. Mereka memegang peranan penting dalam pemasaran produk.
Lalu ada selebritas yang benar-benar memiliki pengaruh besar kepada penggemarnya.
Blogger dan micro-blogger di media sosial dianggap memiliki hubungan yang otentik dan aktif dengan follower. Brand-brand mengakuinya dan berani menngajak mereka untuk bekerjasama.
1. Selebriti / Artis
Banyak usaha/bisnis/brand mengakui, bahwa penjualan mereka naik ketika ada seorang selebriti yang mempromosikan produk mereka. Sehingga banyak produk yang memanfaatkan ketenaran artis sebagai influencer mereka.
Namun masalahnya adalah, artis biasanya mau bepartisipasi dalam kampanye produk dengan harga yang luamayan tinggi atau mahal. Dalam beberapa kasus, artis tersebut memang sudah menggunakan dan senang dengan suatu produk. Kalau sudah demikian, biasanya dia akan lebih siap dalam bepartisipasi dan menggunakan pengaruhnya untuk menceritakan pengalaman baik menggunakan produk yang dipakainya itu.
Bagaimana dengan produk-produk alat musik ya. Produsen alat musik pasti banyak mendapat manfaat, karena banyak musisi yang memang membutuhkan alat musik. seperti gitar, drum, piano, organ, dan lainnya. Termasuk juga kendaraan, perhiasan, dan makanan/minuman yang sering dibawa mereka mungkin ya?
Walaupun artis memiliki banyak follower dan pengaruh besar, tidak serta merta brand memilih mereka tanpa ada alasan. Brand pasti juga memperhitungkan target audiens.
Misal saja, Akun Luna Maya @lunamaya yang memiliki 23,5an juta follower. Mungkin sangat berpengaruh saat merekomendasikan produk kecantikan dan busana. Tetapi mungkin memiliki sedikit peluang dalam memengaruhi pembelian produk kamera DSLR atau produk motor sport.
2. Pakar dan Pemikir
Para pakar industri dan pemikir banyak dihormati karena kualifikasi mereka. Serta pengalaman dan posisi mereka di bidangnya masing-masing. Seorang jurnalis di surat kabar besar mungkin saja bukanlah seorang ahli dalam banyak hal yang dia tuliskan. Namun karena dia adalah penulis yang baik, maka dirinya dihormati dan diperhitungkan.
Di kategori ini bisa berasal dari kalangan akademisi, jurnalis, pakar industri, advisor/penasihat profesional, dan sejenisnya.
Kalau kamu memiliki bisnis atau kamu seorang manajer pemasaran, kamu bisa mencoba influencer di kategori ini. Kalau kamu bisa menarik perhatian seorang jurnalis dari surat kabar nasional, bisa jadi dia akan berbicara positif mengenai usaha kamu. Dan bonusnya adalah, jurnalis akan menuliskannya secara cuma-cuma.
Baca:
* mBanking Telkomsel “Mudah dan Bisa Tanpa Koneksi Internet”
3. Blogger dan Content Creator
Banyak sekali blogger yang masuk ke indutri ‘marketing influencer’ saat ini. Ada banyak sekali blog yang memiliki pengaruh lumayan besar. Kalau ada blog/blogger terkenal menyebutkan nama produk, pembaca setianya bisa jadi akan membeli produk itu.
Coba saja ikuti perkembangan dunia blogging, kamu akan mendapatkan banyak blogger besar di niche/sektor tertentu. Misal ada blog yang besar dan berpengaruh dalam bidang traveling, musik, kesehatan, produk kesehatan, dan topik lainnya. Yang dimiliki oleh blog-blog tersebut adalah, rasa hormat dan kepercayaan dari para pembacanya.
Seorang content creator juga bisa menjadi influencer. Misal menuliskan/merekomendasikan suatu produk dalam sebuah guest-blog. Dirinya dapat menentukan konten yang akan ditulis dan menyebutkan nama produk yang dipromosikan dalam konten.
Dan perlu diketahui, blog bukanlah satu-satunya yang bisa populer di internet. Ada konten video yang bisa sangat populer di kanal youtube.
Dan tentu saja, blogger dan YouTuber tidak hanya mengandalkan pembaca setia yang selalu membuka blog dan kanal youtube mereka. Seringkali blogger dan youtuber, mempromosikan konten terbaru mereka di kanal-kanal media sosial lainnya. Sehingga tak jarang mereka juag disebut sebagai micro-influencer.
4. Micro Influencer
Micro Influencer sehari-harinya adalah seperti pada umumnya orang. Tetapi mereka lebih memahami isu-isu tertentu. Sehingga mereka bisa mengumpulkan banyak follower dari isu/topik tertentu itu.
Dan tentu saja, jumlah follower belum tentu sebanding dengan tingkat pengaruhnya. Pengaruh bisa didapat dari hubungan dan interaksi dengan para follower.
Biasanya influencer akan memilih-milih brand yang cocok dengan niche akun mereka. Brand pun akan memilih audiens targetnya.
Micro influencer membangun akunnya dengan niche/topik tertentu, sehingga mendapatkan banyak follower. Seorang influencer yang memiliki akun dengan niche makanan tentu akan menolak brand kosmetik yang mengajak kerjasama.
Terlepas dari soal harga, influencer akan berpikir panjang untuk kerjasama dengan brand yang tidak sesuai dengan audiens mereka. Tapi, ada juga sih beberapa yang ambil semua niche dan tidak perduli dengan niche akun mereka.
Sama layaknya selebriti yang sudah senang memakai brand tertentu, micro-influencer juga ada yang demikian. Beberapa influencer mikro sering mempromosikan brand tertentu secara gratis, karena mereka puas dan senang menggunakannya. Sedangkan influencer lain mungkin mengharapkan pembayaran untuk melakukan hal yang sama.
Saat ini micro-influencer sudah menjadi umum dan diterima banyak kalangan. Kamu dapat menyebutkan beberapa nama yang tadinya tidak terkenal sama sekali namun saat ini namanya melejit dan sama terkenalnya dengan selebirit/artis.
Ada yang bilang, micro-influencer ini adalah influencer masa depan. Atau kamu punya pendapat lain?
KIta bisa memperoleh banyak informasi di internet. Termasuk hal-hal receh dan tidak jelas, bisa kita lihat di grup dan fanpage Facebook, Whatsapp group, board Pinterest, Line Group, dan lainnya.
Biasanya para micro-influencer akan memantabkan diri mereka sebagai influencer di dalam grup-grup tersebut.
Ditambah dengan kebiasaan ‘Generasi Y’ dan ‘Generasi Z’ yang lebih suka menghabiskan waktu di internet daripada pergi bermain ke taman kota atau menonton di bioskop. Sehingga keberadaan grup-grup dan micro-influencer ini terasa saling melengkapi.

Value
Ngomong-ngomong soal influencer, sebenarnya apa sih value mereka itu? Nilai apa yang bisa mereka tawarkan dan kita dapatkan?
Coba pertimbangkan ini.
- Social Reach: influencer mampu menjangkau ratusan ribu bahkan jutaan konsumen, melalui kanal media sosial mereka.
- Original Content: influencer bisa menghasilkan konten pemasaran yang orisinal, dan seringkali efektif bagi brand.
- Consumer Trust: influencer mempertahankan hubungan yang kuat dengan audiens mereka. Opini-opini mereka memiliki tingkat kepercayaan tertentu di mata audiens.
Dengan berkolaborasi dengan para influencer, brand bisa mendapatkan daftar value diatas.
Efektivitas Influencer
Dilansir di dailysocial.id, Sociabuzz mengeluarkan hasil survei mengenai penggunaan influencer dalam kegiatan pemasaran. Terungkap didalamnya bahwa, 98,8% dari influencer digunakan untuk meningkatkan awareness. Sedangkan 62,7% untuk memberi edukasi target konsumen.
Lalu 50,6% untuk penjualan dan 39,8% untuk meningkatkan jumlah follower.
Influencer ini sifatnya cenderung viral dan dianggap bisa mengubah cara pandang konsumen saat melihat tampilan produk.
Dan ada hal menarik lain untuk bahan pertimbangan kalau ingin mengajak kerjasama. Ternyata tidak selamananya artis/selebritas mempunyai efek yang lebih baik daripada selebgram pada umumnya. Selebgram; pemilik akun instagram yang populer. Bisa jadi ini kamu?
Berdasarkan survei dari Sociabuzz, 59,0% responden memiliki influencer berdasarkan kategori selebriti internet, disusul dengan artis sebesar 22,9%. Dan sisanya micro influencer sebanyak 14,5%.
Sekitar 70%, dari survey tersebut, ternyata memilih efektivitas penggunaan influencer mencapai skala 7-10. Yang artinya, dinilai efektif untuk mendukung target yang ingin dicapai.
Influencer Indonesia
Bagaimana dengan yang terjadi di Indonesia?
Masih dari yang dilansir oleh dailysocial.id, GetCraft juga melakukan survei mengenai media sosial yang paling aktif digunakan di Indonesia.
Hsailnya adalah, YouTube yang paling sering diakses, yaitu sebanyak 49 persen. Kemudian disusul oleh Facebook sebanyak 48%, Instagram 39%, Twitter 38%. Kemudian Whatsapp (38%), Facebook Messenger (31%), Line (30%), Linkedin (28%), BBM (26%), Pinterest (22%) dan WeChat (21%).
Terungkap, dalam survei GetCraft tersebut, bahwa Instagram adalah platform paling favorit yang digunakan oleh influencer dalam melancarkan kegiatan marketing dan bisa dibilang paling ampuh.
Sebanyak 97% influencer menggunakan Instagram, lalu disusul oleh Twitter 67%, Youtube 33%, dan terakhir Facebook sebesar 30%.
Nah, itulah seluk beluk mengenai influencer secara global dan juga yang sedang terjadi di Indonesia.
Baca juga:
* Tips Aman Minum Kopi dari Luna Maya
Kesimpulan
Artikel ini belum membahas semuanya secara tuntas. Tetapi paling tidak kamu sudah banyak mengetahui tentang keberadaan, value, fungsi, dan efektivitas influencer.
Kalau kamu mewakili suatu brand, kamu pasti memiliki banyak pertimbangan dalam memilih influencer dan target yang ingin diraih.
Sudah jelas tentang apa itu influencer, bagaimana pengaruh influencer, dan value/nilai influencer yang bisa kamu ambil? Semoga artikel ini bermanfaat ya bagi kamu yang ingin menggunakan jasa mereka.
Leave a Reply