Dipha Barus, seorang yang berada di balik sederet lagu populer tanah air. Ia sering banget dijuluki sebagai ‘the anthem for the Indonesian youth”. Ia adalah seorang DJ, pencipta lagu, dan produser yang telah menorehkan sejumlah prestasi, baik di negeri sendiri juga sampai menembus kancah internasional.
Dipha Barus pasti sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Namun, tak banyak yang tahu bahwa kecintaannya dalam memproduseri lagu itu sebenarnya berawal dari sebuah kanal YouTube bernama “Sflogicninja”. Kanal ini didirikan di tahun 2006 oleh David Earl.
Baca juga:
* Daftar Film Marvel dari 2008 Sampai 2022
Sebelum lanjut membaca, kamu bisa tonton salah satu Video di kanal Youtube Dipha Barus. Video ini sudah mendapatkan 10an juta vie lebih saat artikel ini diturunkan.
Dalam rilis yang Keposiasi terima, Senin (06/07/2020), diungkapkan bahwa Dipha memang sekolah musik dari kecil. Dia tidak pernah menekuni satu instrumen secara serius.
Saat minat untuk nge-DJ mulai muncul, dijelaskan bahwa kanal pertama yang menguatkan ketertarikannya akan dunia song producing adalah kanal “Sflogicninja” tersebut.
“Gue gak pernah sekolah formal untuk menjadi produser, gue cuman ikutin tutorial dari hal semudah ‘cara memasukkan audio ke workstation’, hingga yang lebih kompleks.” Ujar Dipha.
“Gue memilih untuk ngulik semuanya dari beragam tutorial di YouTube. Karena tutorial yang ada cukup mudah dimengerti dan sesuai sama minat gue. Seiring berkembangnya karir gue pun, semua teknik yang gue punya, gue pelajari dari YouTube.” Dipha mengisahkan.
Tumbuh dari keluarga yang memiliki musikalitas tinggi, Dipha telah diperkenalkan ke berbagai genre musik sejak dini. Mulai dari genre Pop lewat karya-karya The Beatles hingga genre Soul dan Jazz dari Stevie Wonder dan Miles Davis.
Dia pun pernah mengikuti sekolah musik di bawah naungan sejumlah nama besar di dunia musik tanah air. Seperti Indra Lesmana, Dwiki Dharmawan, dan Jeffrey Tahalele.
Tetapi salah satu momen yang membuka perspektifnya terhadap musik adalah ketika ia menemukan album Nirvana di salah satu toko musik. Bermula karena ketertarikan pada sampul dari album tersebut.
“Album tersebut bisa dibilang suatu titik balik buat gue. Dari situ gue menyadari bagaimana musik tidak hanya mampu mengekspresikan kebahagiaan atau kesedihan, tetapi juga kemarahan dan berbagai macam perasaan dan pernyataan.” Ungkapnya.
“Sejak itu, gue mulai mendalami dan mempelajari bagaimana beragam musisi mengekspresikan pikiran dan perasaannya melalui suara yang berbeda.” Lanjutnya.
Semakin ia terus berusaha memahami dan belajar keberagaman tersebut, ia pun semakin memahami karakter dari musiknya, juga pesan yang ia ingin sampaikan yaitu ”Humankind” (Umat Manusia).
Ia percaya bahwa keterbukaan akses ke informasi dan kemajuan teknologi yang ada, memungkinkan semua orang untuk saling berbagi dan mendengarkan cerita dan membentuk komunitas sendiri. Terlepas dari batas geografis, umur, dan beragam faktor lainnya.
“Salah satu momen yang gak bisa dilupakan adalah ketika gue manggung di Aceh. Tempat yang gak pernah gue bayangin gue punya kesempatan tampil, kota yang begitu indah.” Dipha mengenang kisahnya.
“Penampilan gue juga diterima sangat baik oleh masyarakat setempat. Bahkan mereka hafal semua lagu gue dan bisa menyanyikan bersama sepanjang penampilan gue dari awal hingga akhir.” ingat Dipha.
Semangat belajar tinggi sangat jelas terlihat di diri Dipha. Ia percaya bahwa untuk seseorang tumbuh dan berkembang, harus dimulai dengan kebiasaan baik setiap harinya.
Apalagi, di tengah situasi ‘normal baru’ saat ini, banyak hal yang bisa dilakukan untuk membangun rutinitas yang baik dan tetap selalu produktif.
“Setiap pagi, gue selalu menyempatkan diri untuk belajar sesuatu hal baru di YouTube. Mulai dari teknik mixing, ulasan musik dari kreator atau kanal YouTube di luar negeri seperti ‘The Needle Drop’ oleh Anthony Fantano, Kenny Beats. Hingga beberapa fenomena ilmiah yang lumayan menarik buat gue.” Dipha membeberkan.
Rutinitas sehari-harinya pun bisa menginspirasi Dipha untuk semakin giat berkarya termasuk di kanal YouTube “Dipha Barus”. Juga memperluas ketersediaan konten edukasi musik yang modern, mudah ditangkap, sesuai dengan minat masyarakat. Serta memadupadankan dengan kearifan lokal yang ada.
“Gue selalu ingin menghasilkan suatu karya yang jujur dari diri gue. Semoga ini bisa menghibur banyak orang di luar sana yang merasakan keresahan yang sama, juga mengerti pesan yang ingin disampaikan.” Harapnya.
“Berkaca ke diri gue sendiri, gue ingin pendengar dan penikmat musik gue untuk keluar dari segala stereotip yang ada. Agar terus mengeksplorasi potensi diri, bebas berkarya, dan mengubah pola pikir bahwa, ‘it is not about being superhuman’. Tapi mengajak mereka mengerti bahwa being human is super.” tutup Dipha.
Baca juga:
* 22 Rekomendasi Film Thriller di Netflix Saat #DiRumahAjaDulu
Diungkapkan pula dalam rilis tersebut bahwa Dipha ada rencana untuk merilis single kolaborasi dengan artis internasional. Single ini dapat dinikmati para penggemar di awal bulan Agustus 2020 mendatang. Gambaran lebih lanjut seputar kolaborasi tersebut dapat dilihat melalui kanal YouTube diphabarustv miliknya. (rls)
Leave a Reply