Bandara Blimbingsari Banyuwangi- Perkembangan Bandara Blimbingsari di Banyuwangi sangat signifikan. Bandara ini disiapkan untuk mendukung Indonesia dan Bali dalam menyukseskan acara Annual Meeting IMF-WB 2018.
Menko Maritim Luhut Pandjaitan selaku Ketua Panitia Nasional Penyelenggara Pertemuan Tahunan IMF – World Bank beserta Menteri Keuangan Sri Mulyani dan rombongan, Pada Jumat 2 Maret 2018 yang lalu, telah berada di Banyuwangi untuk melihat kesiapan Banyuwangi dalam menyambut AM IMF-WB. Event ini akan diselenggarakan Oktober mendatang di Bali.
Banyuwangi telah ditetapkan sebagai daerah penyangga event yang akan diikuti 18.000 delegasi dari seluruh penjuru dunia itu. Sebagian delegasi penting dari beberapa negara akan mendarat di Bandara Blimbingsari Banyuwangi.
Selain menjadi bandara penyangga untuk AM IMF-WB di Bali, Bandara Blimbingsari juga akan dikembangkan PT Angkasa Pura 2 (AP 2) menjadi tourism airport.
Direktur Utama AP 2 Awaluddin mengatakan, benchmark Bandara Blimbingsari Banyuwangi adalah Bandara Koh Samui di Thailand. Seperti halnya Samui yang menggandeng Bangkok Airways untuk pengembangan, Bandara Banyuwangi juga bakal menggandeng salah satu airlines.
Menurutnya, konsep itu berhasil karena ada strategic partner dengan menggandeng operator maskapai. Maskapai itulah yang nantinya membawa traffic penumpang ke bandara. Di Bandara Samui, maskapai Bangkok Airways menjadikan bandara ini sebagai hub. Hal tersebut yang akhirnya menjadikan bandara, dan bahkan pariwisata di Samui menjadi hidup.
“Hub dari Bangkok Airways khusus untuk tourism. Ini sepertinya akan kita lakukan, apalagi turis yang pernah ke Samui, pernah ke Bali. Konsep itu yg akan kita tiru, agar Bandara Banyuwangi hidup,” demikian dijelaskan Awaluddin saat melakukan Sidak Kesiapan Angkutan Lebaran di Bandara Banyuwangi, Rabu (13/6).
Kepoin: Bandara Banyuwangi Makin Mumpuni, PenumpangTembus 1000 Orang Per Hari
Awal, panggilan akrab Awaluddin mengakui, pihaknya sudah melakukan pendekatan kepada sejumlah maskapai untuk dapat bersinergi dengan Bandara Blimbingsari.
Awal mengungkapkan akan mencoba untuk jualan dan bersosialisasi ke sejumlah maskapai. Dirinya mengakui sudah bertemu beberapa maskapai di Australia, yaitu dengan Jetstar dan AirAsia.
Pada tahun 2018, penumpang di bandara Blimbingsari Banyuwangi diperkirakan akan mencapai 300 ribu orang. Dari data yang ada, di Banyuwangi lebih didominasi kedatangan (161%) dibanding departure (146%).
“Ini artinya ada ketertarikan orang untuk datang ke Banyuwangi. Ini cukup menarik. Banyuwangi punya potensi destinasi yang luar biasa untuk dikembangkan. Tidak perlu berlama-lama untuk jadi 300 ribu penumpang di Blimbingsari Banyuwangi. Pada puncak mudik lebaran 2018 angkanya bisa mencapai 1.500-an penumpang perhari.” lanjut Awal.
Awal mengaku akan mempertahankan strategi ini. Yaitu mendorong terus pertumbuhan arrival. Pesawat juga tumbuh signifikan. Aircraft movement tumbuh dua kali lipat tahun lalu. Pada tahun 2017 ada 6, sekarang di 2018 sudah ada 8.
“Di Banyuwangi, pax movement lebih tinggi dibanding aircraft movement. Ini sangat positif, pesawat di-utilise lebih baik. Saat ini sedang didorong 16 penerbangan perhari menjadi 20 perhari pada tahun ini juga. Termasuk international flight, salah satunya,” ujar Awal.
Saat ini, pembangunan infrastruktur Bandara Banyuwangi terus dikebut. Runway yang sudah terbangun sepanjang 2.250 meter, tapi yang diumumkan hanya 1.800 meter. Namun karena obstacles sudah hilang, akan segera diumumkan 2.250 meter. Saat ini sedang menunggu verifikasi dari Kementerian Perhubungan.
Sementara, lebar runway existing 30, akan menjadi 45 meter. Status PCN masih 27 (menunggu verifikasi Kemenhub karena sudah ditingkatkan ke 37), akan diupgrade jadi 56 dimana pengerjaannya akhir Juni ini. Apron juga akan ditambah menjadi 23 ribu meter persegi, existing (18rb). Total menjadi 41 ribu m2, bisa menampung 9 pesawat narrow body jenis 737 800- 900 A320.
“Semua pengerjaan tersebut, akan selesai awal September. Artinya kesiapan utk pertemuan IMF-WB aman. Dengan spesifikasi infrastruktur seperti itu juga, Banyuwangi sudah bisa jadi international airport,” kata Awal.
Kepoin juga: Garuda Resmi Terbangi Jakarta Banyuwangi
Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat mendukung Bandara Blimbingsari Banyuwangi menjadi bandara internasional. Menurutnya, untuk menjadi bandara internasional haruslah diperhatikan infrastrukturnya.
“Untuk pengembangan Bandara Banyuwangi, akan kita head to head dengan Bandara Silangit. Kita harus memikirkan Bandara Blimbingsari Banyuwangi sebagai bandara tourism airport,” ujar Menpar Arief Yahya.
Berdasar data, di Indonesia, AirAsia terbesar untuk rute internasional, menguasai 32 persen penerbangan ke Indonesia, disusul Garuda Indinesia di urutan kedua. Sementara untuk domestik, yang melayani Lion Air. Hampir separuh penerbangan yang ada di Indonesia.
“Strateginya, kita tawarkan ke airliner yang kuat di domestik untuk rute internasional. Saya dan AP 2 akan bantu cari partner airlines,” ujar mantan Dirut Telkom itu.
Menpar Arief Yahya menambahkan, dari jumlah penumpang, Bandara Blimbingsari Banyuwangi lebih baik dibanding Labuan Bajo. Karena, purchasing power Jawa jauh lebih bagus. Approximity lebih jauh.
“Labuan Bajo saja banyak yang ingin jadi partner, sementara Bandara Banyuwangi jauh lebih potensial dibanding Labuan Bajo. Makanya kita akan menawarkan Bandara Banyuwangi,” pungkas Menpar Arief Yahya.(*)
Leave a Reply