Parade 1001 Kuda Sandelwood – Pulau Sumba benar-benar eksotis, khususnya pada saat Parade 1001 Kuda Sandelwood dan Festival Tenun Ikat di Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang berlangsung sangat meriah pada hari Kamis (12/07/2018) sore.
Dua acara yang telah masuk ke dalam Calendar of Events Kementerian Pariwisata RI itu dipadati oleh ribuan warga, wisatawan nusantara, dan wisatawan mancanegara yang berbaur menyaksikan kemeriahan acara. Masyarakat dan wisatawan terlihat antusias sekali mengikuti kegiatan ini.
Hadir juga dalam acara itu, Deputi Bidang Pemasaran I Kementerian Pariwisata I Gde Pitana, Konsul Timor Leste di Kupang, Fransisco M.C.P. Jeronimo, Anggota DPRD NTT Noviyanto Umbu Pati Lende, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu, Bupati Sumba Barat Agustinus Niga Dapawole dan sejumlah pejabat forum komunikasi pimpinan daerah Sumba Barat.
Rangkaian acara pertama yang dimulai adalah Festival Tenun Ikat. Diikuti oleh 150 perempuan yang mengenakan baju kaos oranye yang dipadu dengan kain adat dari berbagai kecamatan di Sumba Barat. Mereka duduk di tempat yang telah disediakan panitia. Mereka kemudian mulai menenun dengan motif kain tenunan yang berbeda-beda satu sama lain.
Kepoin ini: Wisata Kepulauan Anambas di Kepulauan Riau
Di saat yang bersamaan, Parade 1001 Kuda Sandelwood juga berlangsung. 1001 lelaki yang mengenakan baju adat menunggangi 1001 kuda. Mereka melakukan parade yang dimulai dari kantor Camat Waikabubak. Kemudian menyusuri jalan protokol di wilayah itu dan berakhir di depan rumah dinas Bupati Sumba Barat.
Acara Parade 1001 Kuda Sandalwood yang dirangkai dengan Festival Tenun Ikat ini benar-benar keren. Bahkan, I Gde Pitana terlihat berkali-kali nge-vlog saat acara berlangsung.
“Parade 1001 Kuda Sandelwood ini unik. Hanya ada di Sumba. Event ini bisa menghadirkan banyak wisatawan,” Puji Pitana.
“Ini acara yang benar-benar keren. Mampu mendatangkan banyak wisatawan. Jika dievaluasi, Parade 1001 Kuda Sandelwood bisa menghadirkan wisatawan mancanegara,” paparnya.
Pitana yakin event ini akan terus berkembang. Ia bahkan mengajak wisatawan untuk datang kembali tahun depan. “Jangan lupa untuk datang minggu kedua Juli tahun depan. Acaranya seru. Dan akan lebih baik tahun depan,” katanya.
Di tempat yang sama Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT Marius Jelamu mengatakan, even ini adalah bukti betapa indahnya Sumba. “Inilah persembahan Sumba untuk Indonesia. Event ini branding yang baik untuk Sumba. Dan dari event ini banyak wisatawan yang hadir,” terangnya.
Sedangkan di tempat terpisah, Ketua Pelaksana Calendar of Event Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti, mengakui dirinya turut senang dengan lancarnya pelaksanaan acara ini. “Kegiatan ini sangat baik. Apalagi mampu mendatangkan wisatawan dalam jumlah ,” jelas Esthy.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga memberikan respons positif. Dijelaskan Menteri Arief, kegiatan yang terencana akan menghasilkan hasil yang baik. “Parade 1001 Kuda Sandelwood ini sangat unik. Kuat akan nilai budaya. Nilai jualnya juga tinggi.
Namun, jika dikemas dengan lebih baik, wisatawan mancanegara yang datang pun akan lebih banyak. Dengan keindahan nature yang dimilikinya, Sumba memang harus diperkaya atraksi berkualitas,” paparnya.
Kepoin juga: Teluk Saleh yang Memesona di Sumbawa
Sekilas Kuda Sandelwood
Sumba pada masa dulu populer sebagai pusat perdagangan di wilayah timur nusantara. Sumba adalah penghasil kayu cendana (sandalwood) terbesar dan terbaik di dunia dengan aromanya yang luar biasa. Bangsa-bangsa luar berkompetisi memasuki wilayah Sumba untuk membeli sandelwood sebagai komoditi perdagangan yang digandrungi di pasaran dunia dan domestik.
Saat melihat Kuda Sumba mereka jatuh cinta dan menjadikannya komoditas alternatif. Tak dinyana Kuda Sumba banyak peminat. Untuk promosi dagang, para pedagang memberikan Kuda Sumba julukan/predikat Kuda Sandelwood.
Kuda sandelwood Sumba ini memang lebih kecil dibandingkan kuda-kuda daerah lain. Namun ada daya tarik istimewa tersendiri, terutama keunggulan bentuk kaki dan kuku, leher dan daya tahannya. Sangat cocok untuk sarana transportasi dan pacuan kuda. Tercatat, kuda sandelwood termasuk dalam salah satu jenis kuda pacu asli Indonesia.
Bahkan Presiden RI, Joko Widodo, pernah menunggangi Kuda Sandelwood Sumba yang unik ini pada tanggal 12 Juli 2017, di Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya,
Parade 1001 Kuda Sandelwood dan Festival Tenun Ikat Penuh Pesona
Parade 1001 Kuda Sandalwood dan Festival Tenun Ikat ini memang penuh keunikan, keindahan, dan penuh dengan warna. Dalam setiap gelaran setiap tahunnya selalu ramai oleh masyarakat lokal, wisatawan nusantara dan mancanegara.
Dampak positif dari kegiatan Parade 1001 Kuda Sandalwood ini adalah, masyarakat mulai terdorong untuk memelihara kuda Sandalwood karena mereka diberi apresiasi dan diberi tempat dalam pembangunan dengan cara ini.
Festival ini juga dilengkapi dengan Festival Tenun Ikat, agar masyarakat dan wisatawan tau bagaimana unik dan eksotisnya proses pembuatan tenun ikat. Juga menjadi pembelajaran bagi generasi muda bahwa seni budaya itu identitas martabat yang keaslian harus dipertahankan. Daya tarik yang dimiliki oleh Sumba ini sangat unik dan tidak berada di tempat lain
Leave a Reply